[LD – IO] Market Power dan Regulasi

Learning Diary – Industrial Organization (LD-IO)
Pertemuan 02 (18 Februari 2020)
oleh: Mohammad Eko Fitrianto (MEF) – 450161

Konsep dan poin penting yang dibahas
– Konsep Game Theory yang Mempengaruhi Konsep Persaingan Bisnis
– Framework untuk mempelajari Industrial Organization. (misal: SCP)
– Market Power, Struktur Pasar dan Skala ekonomi (Economic of scale dan scope)
– Pandangan terhadap regulasi pasar; diatur atau dibebaskan
– Pandangan Tirole tentang Market Power and Regulation

Ada tiga paper yang dibahas pada pertemuan tersebut, yaitu dari Demsetz (1973), Knudsen et al., (2013) dan Tirole (2014), Pak Rangga menyampaikan pesan sederhana dari kedua artikel (Demsetz dan Knudsen et al.) yaitu: Jadilah perusahaan besar dengan memiliki skala yang besar, maka akan memiliki market power dan dapat bertahan di pasar.

Sebenarnya saya ingin Fokus membahas tentang Pandangan Tirole tentang Market dan Regulation, dikarenakan Pembahasan tentang Game Theory, SCP, Market Power dan Skala Ekonomi, telah dibahas oleh rekan-rekan sekalian. Maka, learning diary saya tentang topik tersebut, akan saya taruh pada bagian akhir :)

Ok, saya akan coba membahas tentang Pandangan Tirole tentang Market Power dan Regulation.

Tirole mendapatkan Nobel Ekonomi pada 2014 karena sumbangan pemikirannya tentang Market Power dan Regulasi. Inti dari pemikirannya adalah bagaimana memahami dan mengatur industri dengan beberapa perusahaan yang sangat berkuasa (powerfull).

Pemerintah sebagai regulator harus dapat memisahkan, mana aktivitas yang akan terkait dengan layanan publik dan mana yang boleh diambil oleh swasta. Pada bagian tersebut, pemerintah memberikan kesempatan pada swasta untuk mengambil bagian (diserahkan pada privat). Konsep hubungan ini seperti konsep hubungan antara Prinsipal dan Agen, dimana keduanya memiliki kepentingan yang berbeda.

Terdapat dua permasalahan utama yang muncul, yaitu: banyak pasar yang dikuasai oleh beberapa perusahaan yang sangat berkuasa (powerfull) sehingga mampu menentukan harga, kualitas dan volume, yang kedua adalah kekurangan informasi yang dimiliki oleh regulator untuk membuat regulasi. Kekurangan pengetahuan (knowledge) pada regulator terkadang membuat perusahaan yang diatur memiliki natural advantage.

Perusahaan secara alamiah ingin memonopoli pasar, dikarenakan ingin mendapatkan market power.

Untuk menghadapi hal tersebut, Tirole memberikan solusi, yaitu kebijakan seperti: membatasi harga untuk perusahaan yang memonopoli dan melarang kerjasama antar kompetitor didalam pasar yang sama.

Tirole juga memperingatkan tentang terdapat bahaya dalam deregulasi, dikarenakan sangat rentan terhadap moral hazzard. Ketika perusahaan mendekati dan mempengaruhi regulator untuk melakukan regulasi, maka bisa saja terjadi dampak buruk, seperti krisis moneter.

Salah satu permasalahan terbesar tentang deregulasi di Indonesia adalah tentang deregulasi perbankan. Kasus yang terjadi di Indonesia Indonesia pada tahun 1988, yang kemudian berdampak pada krisis moneter 10 tahun kemudian. Pada saat itu Indonesia sedang mendorong pendapatan dari sektor non-migas (karena krisis global pada tahun 1980an), dan percaya bahwa jika sektor privat didorong, maka pertumbuhan ekonomi akan tinggi kembali. Maka salah satunya adalah dengan melakukan deregulasi perbankan. Pemerintah Indonesia mengeluarkan deregulasi yang dikenal dengan Paket Kebijakan Deregulasi Perbankan 1988 (Pakto 88). Deregulasi perbankan mendorong aturan-aturan mengenai bank menjadi lebih mudah, baik dari sisi pembuatan bank baru atau operasional bank itu sendiri. Namun moral hazzard terjadi, ketika bank-bank tersebut dirampok sehingga terjadi krisis moneter.

Untuk hal tersebut, Tirole juga menekankan tentang perlunya teori baru tentang regulasi pada kondisi asymetric information, dimana seringkali regulator tidak memiliki informasi dan pengetahuan yang cukup tentang perusahaan.

-Demikian, catatan saya yang fokus pada pembahasan tentang Pandangan Tirole terkait Market Power and Regulation-

Berikut catatan terkait pertemuan ke-02 yang dibahas pada awal kuliah dimulai, terkait Game Theory, SCP, dan Market Power

Kuliah dimulai dengan penjelasan tentang game theory dan bagaimana mempengaruhi konsep persaingan bisnis. Dimana diceritakan bahwa perusahaan merespon dari apa yang dilakukan oleh pesaing. dimana pada Teori ini diperkenalkan tentang konsep SOS (Socially Optimal Solution). hal ini dapat menjawab bahwa mengapa Alfamaret dan Indomaret berada pada posisi yang berdekatan?. Karena mereka berkompetisi.

Namun apakah itu adalah langkah terbaik?, atau mereka sedang menghalangi jalan satu sama lain?. Kemudian Pak Rangga memberikan ilustrasi tentang dua penjual es krim di pantai. Dimana mereka awalnya saling berbagi wilayah dan pada akhirnya saling berkompetisi satu sama lain.

Pembahasan kedua adalah tentang konsep SCP, yang merupakan framework untuk memahami Industrial Organization.

Pada paradigma SCP yang bertumpu pada hubungan variabel struktur dan market performance.

  • Structure: Struktur pasar, bagaimana bentuk struktur pasarnya. diukur dengan CR atau menggunakan Herfindahl Index
  • Conduct: Perilaku perusahaan, seperti: strategi harga, produk, dll
  • Performance: Kinerja perusahaan: seperti: profitabilitas perusahaan

Konsep ini diperkenalkan oleh Bain dan Mason, yaitu tentang (Structure-Conduct-Performance):

  • Kinerja perusahaan ditentukan oleh perilakunya. Firm’s performance akan ditentukan oleh Firm’s conduct-nya (behavior). Firm’s behavior akan ditentukan oleh Market Structure.
  • Kenapa perusahaan dapat berbeda-beda dalam satu industri?. Logikanya adalah mereka melakukan hal yang berbeda-beda dan berprilaku secara berbeda.
  • Yang menarik dari model ini adalah: Apa antesendens dari perilaku perusahaan?. Apa yang melatar belakangi perilaku perusahaan tersebut?. Struktur pasar akan mempengaruhi conduct perusahaan.
  • Misalnya perusahaan Apple menjadi market leader, maka dia akan berpeluang memiliki market power. Ketika memiliki market power maka dia memiliki kemampuan untuk mengeksekusi harga setinggi-tingginya.

Market Power
Apa itu market power?. Market power adalah kemampuan perusahaan untuk mendominasi pasar. Ada banyak cara untuk mengukur market power, misalnya Lerner Index.

Sekian.

-end-
MEF

Leave a comment