Universitas Monster

Ada yang pernah nonton film animasi Monsters University?. Film ini merupakan prekuel dari Monsters Inc., dimana menceritakan tentang Michael Wazoski (Mike) dan James P. Sulivan (Sulley) ketika masih sama-sama sebagai mahasiswa di Jurusan Menakuti pada Universitas Monster (Monsters University). Ok, apa poin yang bisa diambil?, ada beberapa sih, cuma gak tau penting apa tidak. hehe.

Monsters_University
Mike yang jago konseptual, dan Sulley yang jago teknikal
(Sumber: Disney/Pixar)

Pertama, film ini cerita tentang hari pertama Mike kuliah di Universitas Monster. Mike dari kecil selalu bercita-cita menjadi monster yang menakutkan, untuk itu dia harus masuk Jurusan Menakuti, salah satu Universitas yang paling terkenal adalah Universitas Monster. Jadi pas dia kuliah disana semacam mimpi yang jadi kenyataan, dia senang akan menjadi legenda monster yang menakutkan.

Kedua, film ini seharusnya ditonton sama anak manajemen juga, soalnya menjelaskan tentang kemampuan konseptual dan kemampuan operasional. Kedua hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang manajer, namun dengan kadar yang dibutuhkan pada level manajerial tertentu.

gimana ini maksudnya??.

Jadi secara teori, kemampuan manajerial akan terkait dengan level manajerial, semakin tinggi level manajerial, seorang manajer semakin membutuhkan kemampuan konseptual. Sebaliknya, semakin rendah level manajerial, maka semakin seorang manajer dituntut utnuk memiliki kemampuan operasional. Ok , trus gimana kaitannya dengan film ini?.

Gini…

Mike memiliki kemampuan konseptual yang bagus, tapi dia kurang punya kemampuan operasional. Mike walaupun monster, tapi dia tidak menakutkan, itu seperti yang diakui oleh Dekan pada Fakultas mereka. Sebaliknya, Sulley memang mempunyai kemampuan operasional yang bagus, namun tidak pada konseptual. Dia pikir satu alat dapat digunakan untuk semua tujuan. Dia memang memiliki raungan yang sangat menakutkan, namun dia salah jika berpikir “Menggunakan satu raungan yang sama untuk menakut-nakuti semua jenis anak-anak”. Dia harus tahu setiap anak-anak memiliki rasa takut yang berbeda-beda akan sesuatu, maka menggunakan perangkat yang sama untuk mengharapkan hasil yang sama adalah salah.

Hal terbaik adalah mereka berkolaborasi, seperti yang ditunjukan pada akhir film. Diceritakan mereka pada posisi terdesak dimana keberadaan mereka hampir diketahui oleh manusia, untuk itu Mike memutar otak. Mereka harus menakut-nakuti orang dewasa agar mendapatkan energi yang cukup untuk kembali ke dunia monster. Masalahnya adalah yang ditakut-takuti adalah orang dewasa, kalau anak-anak mungkin masih mudah.

Mike merancang skema menakut-nakuti, dan Sulley mengeksekusinya. Mike membuat ketakutan secara bertahap, kemudian membuatnya menjadi klimaks. Energi dari menakut-nakuti orang dewasa tersebut, sudah lebih dari cukup untuk membawa mereka pulang ke dunia monster. Bahkan hal tersebut merupakan yang pertama kali dilakukan di dunia monster!, luar biasa.

So, intinya adalah ide yang bagus saja tidak cukup hanya dengan modal semangat tanpa dilakukan secara detail (operasional), namun sebaliknya pekerjaan apapun jika hanya dilakukan saja (yang penting eksekusi) juga tidak bagus karena segala sesuatu tersebut harus terkonsep dengan rapi.

Itulah yang disebut: Work smart, Work Hard

Sekian :)

Mohammad Eko Fitrianto: Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya & Mahasiswa Program Doktor Ilmu Manajemen, Universitas Gadjah Mada

Materi Riset Pemasaran (Uji Validitas & Reliabilitas dan Regresi dengan SPSS)

Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh anak marketing adalah melakukan Pengujian data (Uji validitas dan reliabilitas) dan Regresi dengan menggunakan program statistik SPSS.

Uji Validitas dan Reliabilitas dengan SPSS

Uji Regresi dengan menggunakan SPSS

Semoga bermanfaat :)

[Review] Avengers: Infinity War

avengers-infinity-war3

Why??…

Apakah blog ini akan menjauh dari semangat awalnya, yaitu membahas tentang hal-hal akademik terutama di bidang manajemen dan pemasaran??

Good question!. hehe πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜Š

Jadi gini, mumpung lagi ada waktu disela-sela koreksi dan input nilai mahasiswa, saya niatin buat bikin review ini. Kenapa?, silakan baca sampai habis, nomor tiga akan membuat anda terkejut!.

#halah 😁

Setelah menonton, saya mulai mencari informasi tambahan tentang review film ini yang banyak tersedia di youtube. Ya cuma buat nambahin informasi saja, soalnya gak banyak yang diikutin. Jadi supaya ngerti jalan ceritanya, trus gimana bisa begini dan gimana bisa begitu hehe. 😁

Nah, kalo saya pribadi sih gunain Avengers buat jelasin beberapa konsep dalam manajemen, seperti: Proses rekrutmen, pengorganisasian, kerjasama tim, maupun manajemen konflik. Iya biar kelas lebih bervariasi dan gak bosen dari contoh-contoh di text book.

Ok, saya akan bahas dari sisi lain aja lah. Yaitu bagaimana proses perencanaan yang begitu sistematik hingga bisa membuat cerita semenarik ini (juga rumit). Jadi dari informasi yang saya baca, Marvel sudah mulai merancang cerita ini sejak tahun 2008 (sejak film Iron Man), itu berarti 10 tahun yang lalu!. Mereka menciptakan yang namanya Marvel Cinematic Universe (MCU), yang memungkinkan karakter yang satu terkait dengan karakter yang lain. O iya, ini nih infografis yang menunjukan karakter dan hak cipta yang pegang.

51ac42c819e7118b98184e395934d711

Jadi dari gambar diatas kelihatan kan bahwa, hak cipta membuat beberapa tokoh tidak akan bertemu, contoh: Avengers dan X-Men. Avengers dipegang oleh Marvel Studios dan X-Men dipegang oleh 20th Century Fox.Β  atau contoh lagi yang gokil: Deadpool dengan Avengers

(Btw,, gokil juga…. πŸ˜‚πŸ˜… ini ceritanya surat penolakan gabung ke Avengers dari Tony Stark atau Iron Man pada suratnya Deadpool, yang isinya adalah permohonan gabung ke Avengers πŸ˜‚πŸ˜‚)rejection letter

Apa poin-nya!

Jadi kalo kita ngomong soal proses perencanaan dalam manajemen, maka perencanaan mereka sudah sejak lama juga sistematis. Yaitu membuat plot besar, kemudian mencicilnya dengan film satu-satu, seperti Iron Man, Thor, Guardian of Galaxy, Captain America, dll, nah baru digabung dalam satu film. Sungguh kerja yang luar biasa. Dan mereka tidak lupa menyisipkan clue agar setiap tokoh tetap terhubung dengan tokoh lainnya. Misalnya: Pada Avengers 1 sudah dibahas tentang Thanos, juga tentang space gems, atau pada Guardian of Galaxy juga dibahas tentang power gems yang terkait dengan Thanos, dll. Gokil ini mah tim kreatifnya!.

Ok, itu baru tentang bagaimana mereka mempersiapkan sebuah rencana besar (dan melakukannya). Bagaimana dengan promosinya??.

Kabarnya sih ngabisin sampe $150M, ini lebih besar dari promo lainnya seperti Spiderman: Homecoming ($140M) dan Guardian of Galaxy vol.2 ($80M). Dan Ini bakal menjadi Promosi terbesar dalam sejarah Marvel. (Sumber:Β  “Avengers: Infinity War” Will be Marvel’s Biggest Promo Campaign Yet). Tapi ya pasti worth it juga ya, karena dalam beberapa minggu tayang sudah menghasilkan $400M di Amerika saja dan $1 Billion untuk seluruh dunia. Ya emang gitulah cara kerja promosi, keluar duit buat dapet duit 🀣🀣 (Sumber: Box Office: ‘Avengers: Infinity War’ Passing $400M Domestic, $1B Global).

Trus apa yang menarik selain ceritanya?.

Kalo tentang cerita gak usah dijelasin lagi ya, karena bagi saya ceritanya sudah begitu menarik. Cuma saya mau lihat dari aspek yang berbeda, yaitu dampak dari penyatuan perusahaan. Ada yang tanya gak: Kenapa di Avengers pertama Spiderman (Tony Parker) tidak ada, tapi di Captain America: Civil War ada. Nah ini juga dikarenakan pihak Sony sudah sepakat kerjasama dengan Marvel Studio (yang mana dimiliki oleh Disney) untuk melepas karakter Spiderman (Peter Parker) buat gabung ke MCU.

Dampaknya apa??? … Nah itu dia, film Spiderman yang diperankan oleh Andrew Garfield dan sudah jalan 2 film, mesti di-reboot ulang agar nyambung dengan cerita Avengers πŸ˜ƒ

Tapi ya…, ada juga wacana bahwa Disney (yang juga pemilik Marvel) mengajukan proposal untuk membeli 20th Century Fox seharga $52.4 billion dollar. Wow, saya sudah bisa bayangin ini gimana kalo sampe terjadi dimana Prof. X kerjasama dengan Doctor Strange dan Reed Richard (Plastic Man-Fantastic Four) 😎. Ini sumber beritanya: Disney will buy 21st Century Fox film and TV assets for $52.4 billion)

Terakhir.

Saya sudah ngantuk, ini sudah menjelang pukul 2 pagi, dan sudah dua jam-an saya nulis ini. Yang pasti dengan dirilisnya “Avengers: Infinity War” jumlah referensi saya tentang contoh-contoh dalam bidang manajemen dan pemasaran πŸ˜‚

Regards,
Eko Fitrianto 😎

Major Revision

Sebelumnya saya surprise dapet email dari committee sebuah konfrensi internasional yang memberitahukan bahwa artikel saya diterima untuk dipresentasikan dalam bentuk oral presentation. Bagi saya ini sebuah progress, dimana 2 tahun yang lalu sempat lolos di sebuah konfrens tapi sebagai poster presenter, yang mana hanya “oral presentation” yang didanai hehe.

Hari ini (16 April 2018), saya surprise sekali pas buka email disela-sela kelas Aplikasi Komputer tadi. Saya lihat ada pemberitahuan dari editor Journal of Social Marketing dimana mereka mengirimkan Decision Manuscript yang memberitahukan bahwa artikel yang saya kirim: Dapat dipublikasikan, namun dengan perbaikan mayor. Mungkin begitu narasinya, yang mana dari lampiran yang saya terima terdapat tiga orang reviewer yang memberikan pendapat yang berbeda. Dari tiga orang reviewer tersebut, dua orang memberikan opini: Major revision, sedangkan satu orang menolak artikel saya. O iya, artikel ini saya kirim pada akhir bulan Januari tadi, baru sekarang dapat balasan. hehe :)

Sebagai pemula, saya senang sekali karena ini adalah kesempatan pertama saya untuk melakukan publikasi internasional, pada jurnal yang bereputasi lagi :). Sebagai informasi, Journal of Social Marketing ini terindeks di SJR dengan klasifikasi Q2. Saya begitu senang dengan berita ini, sekaligus pusing. Ya iyalah, revisinya seabreg. Reviewernya sangat teliti dalam membaca kata-per-kata dan makna dari artikel yang saya tulis. Ibaratnya ada revisi dari pembimbing satu dan pembimbing dua. Untuk revisi tersebut saya diberi waktu 4 bulan, yaitu hingga 15 Agustus 2018. Kalau tidak, ya artikelnya akan di-reject dan ngulang lagi dari awal :D

Namun, dari sini saya mendapatkan pelajaran berharga mengenai penulisan artikel ilmiah. Ada banyak hal yang dapat saya perbaiki dalam rangka perancangan penulisannya. Ini sangat berharga, terutama bagi saya untuk mengajar mata kuliah metodologi penelitian. Yang pasti, gaya penulisan saya di artikel ini jelas tidak dapat digunakan hehe :D

Ok, kita lihat nanti. Saya mulai menyusun rencana untuk melakukan perbaikan secara sistematis sesuai dengan arahan dari dua orang reviewer tersebut.

Wish me luck.

Dilan 1990: Sebuah wahana mesin waktu

Bismillahirohmanirrohim.

Assalamualaikum, jangan?.

Hmm.., kalau melihat posting saya yang terakhir itu sudah lebih 1 tahun yang lalu (lah?). Semoga postingan baru setelah masa hibernasi ini adalah sebuah awal dari produktivitas yang baru. (sipp!).

Ok, walau jelas tidak akademis, saya mau bahas sebuah film yang lagi hype sekarang, yaitu Dilan 1990. Ya, sekarang lagi hype, entah nanti saat kalian baca tulisan ini, mungkin sudah basi. Tapi tak pa lah, saat ini hasrat untuk menulis sedang menggelora didada, dan ini bisa jadi sebagai ajang pemanasan saya buat lanjut nulis paper yang tertunda haha. (Lanjott, bang)

FILM-DILAN-1990-001

Kok Dilan sih, kan film nya ABG?. Ya gak papa lah sekali-kali bagi Oom-oom beranak dua seperti saya ini, toh settingnya juga tahun 1990. Waktu itu jelas saya masih lucu-lucunya, dan mungkin sebagian dari anda belum lahir (pastinya). Dan tentunya ada alasan khusus saya review di blog ini yang semestinya ditujukan untuk tulisan-tulisan yang berbau akademis. Ok, siap?. sip, lanjut…

Saya tidak akan membahas film ini dari sisi cerita, soalnya sudah dibahas secara apik dan ciamik oleh kak Teppy, silakan klik disini kalau belum baca (awas spoiler!). Belum baca?, bacalah walau hanya satu paragraf. Saya saja ngakak bacanya, dan kak Teppy mudah-mudahan akun pahalanya bertambah banyak karena sudah bikin banyak orang bahagia. (amiin)

Lanjut,…

Akhirnya sempat juga nonton Dilan 1990. Jadi hari itu saya nonton bersama istri, seperti pacaran aja soalnya kita ketemuan di bioskop, bukan pergi barengan ke bioskop. Karena saya baru pulang kerja, dia juga, kalo mau jemput bolak-balik pasti kelamaan kasian sama yang jaga krucils dirumah. Ini yang disebut efektif dan efisien. Ya, begitulah adik-adik kalo sudah berumah tangga, nanti juga merasakanΒ  :D

Kembali ke soal Dilan 1990, Film ini diperankan oleh Iqbal dan Vanesha. Skip dulu Iqbal, dik Vanesha ini cantiknya subhanallah, paling tidak itu respon yang saya kumpulkan dari para host dalam beberapa kali dia ikut acara talkshow (cek aja youtube yang dia jadi bintang tamunya).Β  Sebagai oom-oom yang juga memiliki anak gadis, saya berharap anak saya bisa secantik dia (mohon di-amin-kan). Nah, saat anak saya nanti seumuran dia sekarang, dik Vanesha ini akan seumuran dengan saya sekarang. Masih cantik?, masih lah Insyaallah. Pada saat itu tiba, saya pikir dia akan seumuran dengan Dian Sastro sekarang, walau sudah punya anak dua namun tetap mempesona.

59155740c44b6-vanesha-prescilla_663_382

Ok, ke Iqbal. Terus terang saya dulu tidak terlalu suka sama dik Iqbal ini, yha namanya juga selera ya. Seperti halnya saya suka Nirvana, bagi yang tidak suka kan seleranya dia. Secara teori perilaku konsumen dari Fishbein-Ajzen, juga tidak dijelaskan mengapa orang menjadi tidak suka, asal dia sudah bersikap tidak suka maka semua yang berkaitan dengan objek tersebut dia menjadi tidak suka. Nah, seiring waktu waktu liat trailer film ini saya kok mulai suka ya sama dia. Ini persis seperti rasa tidak suka saya ke David Beckham. Dulu saya tidak suka sekali dengan Beckham, namun seiring waktu doi memperbaiki temperamen dan perilakunya-nya (apalagi setelah ditunjuk jadi kapten tim Inggris) saya kok mulai suka.

Ya begitulah, tiada yang abadi… skip…

Bagi saya menonton Dilan seperti memasuki mesin waktu, era kejayaan kami dulu (kami?, iya biar ngajak-ngajak temen2 lain yang seumuran). dan saya setuju seperti kata kak Teppy, di quote aja ya:

Dilan-Milea ini tuh manisnya sederhana tapi bikin pengen luber sampe ke lantai gitu. The type of love that is just so innocent and pure. Kalo kata temen gue: kayak lagi ngeliatin dua anak kucing main, ya.

Yes, saya setuju. Pure and Innocent. Paling tidak bisa kita lihat dari video ini, liat khemistri diantara mereka. yak, terlepas itu gimmick atau bukan tapi kayak ngeliat dua anak kucing main ya?. Kalo di sepakbola itu ada Ronaldinho, pas liat dia main itu seperti liat anak-anak main bola sore-sore dipinggir jalan, begitu bahagia. Persis!.

Nah ini Ronaldinho

Ok, cukup tentang filmnya ya… sekarang saya mau bahas dari aspek yang lain nih. Sip.. ada 2 (dua) poin sih yang pengen saya sampaikan: yaitu tentang perkembangan TI dan Universe dunia remaja 90an. Pertama nih ya, sebagai pengajar di matkul sistem informasi manajemen, ada beberapa hal menarik yang dapat diamati. Seperti tentang adegan telpon-menelpon. di adegan ini sudah seharusnya adik-adik sekalian bersyukur dilahirkan pada era setelah hp merajalela.

Iya, iya, sebagai mahluk yang dibesarkan diera 90-an, menonton adegan nelpon di film ini berasa masuk ke mesin waktu.

Dulu, belum ada hape jadi kalau mau nelpon itu ke telpon umum mesti nyiapin receh, ya tergantung durasi nelpon yang diinginkan, itu juga kalau telpon umumnya tidak dipake gantian. Dan itu juga kalo orang yang kita tuju punya telpon rumah, soalnya telpon rumah jaman itu adalah barang mewah (haha). Dan makanya saya bilang, kalo novel ini dilanjutkan sampai ke Dilan 1995, maka adegan nelponnya mungkin bakal ganti ke telpon kartu, iya kartu. dulu nelpon pake kartu telpon, yang kalo sudah dipake kartunya dibolongin. Ya, mudah-mudahan adik-adik sekalian masih merasakan menggunakan alat ini.

555f91790423bd50208b4567

38143-telp-kartu

Era tersebut kemudian beralih ke era wartel, dimana wartel adalah telepon umum+kenyamanan+privasi. Karena udah disiapin bilik-bilik untuk nelpon, nanti kalo sudah tinggal bayar tergantung pemakaian. Tapi kayaknya era ini masih ada kaliΒ  ya artefaknya, walau kadang sudah berganti ke jual air galon :D. Nah jadi, pada zaman pra-Nokia emang gitu, mau nelpon ya harus ada effort-nya dulu. Dan poin pentingnya adalah dulu orang sangat menghargai janji ketemuan, misalnya nih janji jam 1 ketemuan di Gramed, pasti ketemu walau belum ada hape. Sekarang hape sering disalah gunakan sebagai excuse kalo dateng telat (iya, iya saya juga kadang jadi pelaku. hehe)

Maka bersyukurlah, Alhamdulillah.

Kedua, saya mau ngomongin tentang Universe dunia remaja 90-an. Kan diceritakan bahwa Dilan ini berseting tahun 1990, pada saat itu ada juga cerita remaja yang sangat populer, yaitu: Lupus, Olga dan Mas Boy. Iya, kalau belum tau silakan googling dulu. Saya berimajinasi, mungkin gak ya terjadi crossover diantara mereka?, kayak Avenger-nya Marvel atau Justice League-nya DC. Lah, secara kan Lupus dkk sering main ke Bandung, atau bisa pada momen rombongan Dilan pergi ke TVRI coba kalo ketemu dengan Lupus, Olga atau Mas Boy.

Ibarat Avenger, di Lupus akan ada: Lupus, Boim, Gusur,.. dll,

di Olga bakal ada: Olga, Wina, Somad,.. dll.

di Mas Boy bakal ada: Mas Boy dan Emon

Bayangkan, betapa dashyatnya?!!

Bahkan nih ya, cerita Olga itu pernah dibuat sinetron pada tahun 2000-an, ada dua versi sih: “Olga dan Sepatu Roda” serta “Olgamania”. Nah yang yang Olgamania ini diperankan oleh Sissy Priscillia, kakaknya Vanesha (kebetulan!), trus apa hubungannya?, belum tau juga sih, kebetulan saja (haha). Sayang itu dokumentasi sinetronya tidak ada di google, keren sih kalo ada. (Yha!)

Intinya!.

Iya semoga ada banyak oom-oom atau tante-tante seusia saya (atau mungkin diatasnya) yang menginginkan hal tersebut terwujud, semoga (amiin). Soalnya ya, mungkin ini klaim sepihak, tapi kami percaya tahun 90an adalah masa yang paling keren, malah ada yang bilang “musik itu berhenti di era 90an, selanjutnya adalah pengulangan”. Entah, quote siapa, terimakasih padanya.

Yang pasti pada tahun segitu mama masih ada dan sehat, sekarang saya hanya bisa kirim Al-Fatihah sebagai bagian dari kewajiban anak shaleh. Mama, berbahagialah disana :) (curcol:mode)

Kesimpulan?, perlu gak nih ada kesimpulan?.

Yha, intinya. bersyukur saja,..ada saat nya kita bersama, ada saatnya kita berpisah, ada kalanya sesuatu perlu dikenang, ada yang diambil pelajarannya.

seperti quote random dari Dilan ini:

maxresdefault.2jpg

(terus…?), terus silakan ditambahkan, soalnya waktunya sudah mepet ini., haha. Minimal otak saya sudah mulai panas buat nulis paper yang tertunda, semoga juga dapat selesai segera (amin).

Terakhir.

Terimakasih sudah baca, jika ada manfaat yang bisa diambil silahkan, jika tidak lewatkan. Sekarang saya mau lanjut nulis paper, mungkin hasilnya akan diposting di cerita selanjutnya.

Palembang, 7 Februari 2018.

Regards,
-Eko Fitrianto-

Jalan panjang menuju Lombok

knrm-x

JALAN PANJANG MENUJU LOMBOK
by : Eko Fitrianto

Hari senin tanggal 19 september 2016 saya memulai perjalanan dari Palembang (PLM) menuju Lombok (LOP) untuk menghadiri konferensi nasional manajemen yang diadakan oleh Unram (Mataram) dan PPM Manajemen (Jakarta). Acara itu sendiri secara resmi berjudul Konferensi Nasional Riset Manajemen X, yang diadakan pada 20-22 September 2016 di Hotel Lombok Raya. Kegiatan ini diikuti oleh 100 lebih penulis ilmiah dalam bidang manajemen yang juga bertujuan untuk melakukan diseminasi hasil penelitian.

Lombok, mungkin banyak yang akan langsung mengaitkannya dengan wisata, jalan-jalan, ataupun senang-senang. Namun bagi saya wisata itu bonus, yang terpenting adalah ada penambahan kapasitas diri saya dari mengikuti kegiatan ini. Untuk itu saya mau menceritakan tentang perjalanan panjang yang saya lakukan hinggaΒ  perjalanan ini terjadi. Saya berharap upaya susah payah dan pengorbanan yang saya lakukan sebelumnya dapat menginspirasi teman-teman lain. Ok, saya akan menceritakannya dari awal.

Diawali pada tanggal 12 Mei 2016, saya menerima email undangan call paper yang akan diadakan di Lombok. Saya sangat senang. Kenapa?, karena baru kali ini dapat memenuhi undangan dari PPM Manajemen dimana sebelumnya beberapa kali mendapatkan email undangan call paper dari mereka. Call paper akan ditutup pada tanggal 21 Juni 2016, dimana untuk diawal mereka meminta abstrak penelitian. Alhamdulillah tanggal 30 Juni 2016 diumumkan bahwa abstrak penelitian saya memenuhi kualifikasi untuk mengikuti seleksi full paper yang akan ditutup pada tanggal 7 Agustus 2016. Full paper tersebut akan direview kembali secara blind review oleh Tim Unram dan PPM Manajemen.

Saya mengirimkan materi full paper pada tanggal 8 Agustus, karena pada kenyataanya diundur hingga tanggal 26 Agustus. Pengunduran tanggal tersebut karena membludaknya paper yang masuk. Total ada 160-an artikel yang masuk, namun hanya 104 yang memenuhi kriteria untuk dipresentasikan. Saat acara berlangsung, direktur Sekolah Tinggi PPM (Alexander Liang). Mengakui bahwa jumlah paper yang masuk ini merupakan rekor selama 10 kali konfrensi diadakan.

Nah yang mau saya ceritakan disini adalah : “Bahwa sejak mendapatkan informasi call paper (bulan Mei) hingga saya mengirimkan artikel (tanggal 8 Agustus) maka selama itulah saya melakukan perbaikan terhadap paper tersebut. Untuk memperkaya referensi teori saya mengumpulkan dan membaca jurnal-jurnal internasional yang terkait dengan topik saya. Selain itu saya membaca kembali kalimat-per-kalimat secara hati-hati agar tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda. Semakin dibaca saya menemukan banyak sekali kekurangan disana-sini mengenai artikel saya tersebut, maka harus diisi dengan rujukan yang tepat.

Membaca kembali artikel dan mencari-cari rujukan yang tepat jelas menghabiskan waktu yang tidak sedikit. Butuh berjam-jam untuk melakukan satu kali perbaikan, dimana waktu tersebut harus saya sempatkan disela-sela rutinitas mengajar. Biasanya saya menggunakan waktu istirahat di dini hari untuk mengerjakan hal tersebut. Jika tidak benar-benar lelah, setiap hari setelah lewat tengah malam hingga menjelang subuh saya menyempatkan diri untuk memperbaiki paper tersebut.

Selain melakukan perbaikan yang diperlukan, saya juga berkoordinasi dengan seorang Professor marketing yaitu Professor Diah Natalisa untuk memberikan masukan pada paper tersebut. Prof. Diah beberapa kali memberikan masukan terhadap paper yang telah saya emailkan sebelumnya. Setiap perbaikan tentunya juga akan menghabiskan waktu yang tidak sedikit. Hasilnya adalah paper saya dalam hal penulisan, subtansi, dukungan teori, dan metodologi menjadi lebih baik dibanding sebelumnya. dan akhirnya pada tanggal 26 Agustus diumumkan bahwa paper saya diterima tanpa perbaikan. Alhamdulillah. Berikut pengumuman dari panitia KNRM X tentang paper yang diterima

Dengan hormat,

Terkait dengan materi full paper yang Bapak/Ibu kirimkan, melalui email ini disampaikan bahwa paper Bapak/Ibu sudah baik berdasarkan hasil pengkajian oleh tim pengkaji KNRM X.

Dengan diumumkannya artikel yang diterima, apakah yang saya lakukan selesai?. Belum. karena saya tetap melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan hingga tanggal 20 September. Saya menyesuaikan paper tersebut dengan panduan yang telah ditetapkan, dan itu juga menyita waktu yang tidak sedikit.

img_0867

Setelah urusan paper selesai, tantangan selanjutnya adalah mengurus administrasi keberangkatan. Administrasi tersebut harus melalui persetujuan dari pimpinan (Dekan) berdasarkan rekomendasi dari ketua jurusan manajemen. Pertama-tama saya meminta rekomendasi ketua jurusan manajemen (pak Zakaria) yang mana surat rekomendasi tersebut diteruskan ke Dekan (Prof. Taufiq). Alhamdulillah, keberangkatan saya disetujui dengan diterbitkannya surat tugas dan SPPD (yang artinya keberangkatan saya dibiayai dana FE Unsri). Terimakasih, berarti saya berkesempatan untuk mempresentasikan paper tersebut disini (Lombok). Dan dari awal memang saya berangkat dengan harapan mendapatkan pengalaman baru sebanyak mungkin, dimana perjalanan wisata adalah bonusnya.

Iya, begitulah perjalan panjang menuju Lombok. Semoga menginspirasi. Nanti saya akan lanjutkan cerita tentang kegiatan disini. Salah satunya adalah foto dibawah ini tentang pantai Selong Belanak yang kami kunjungi.

pesisir-pantai-selong-belanak-yang-menawan

Regards,
-Eko F-

http://labs.researcherid.com/mashlets?el=badgeCont225771&mashlet=badge&showTitle=false&className=a&rid=R-9910-2016

[Wacana] Tiket Transmusi online

Berdasarkan pengamatan langsung, hari senin adalah hari paling ramai mahasiswa Unsri ke kampus Inderalaya. Ok, memang belum ada data pasti berapa jumlahnya, walaupun memang akan lebih baik jika jumlahnya diketahui. Paling tidak tersedia data yang mendekati kondisi realitas.

Jumlah mahasiswa yang hadir untuk menunggu bis datang dan dibandingkan dengan bis Transmusi yang tersedia tidak seimbang, sehingga menimbulkan rebutan. Ok, rebutan bis mungkin suatu hal yang biasa, bisa juga menjadi cerita bagi mahasiswa dikemudian hari. namun gimana kalo kita pikirkan solusinya.

Pertama : Sebenarnya ini bukan ide baru, tapi bagaimana jika mengadopsi metode yang telah diterapkan di tempat lain?. Ide ini diambil dari sistem pemesanan tiket kereta api, dimana calon penumpang dapat memesan tiket di counter-counter lain selain datang ke loket KAI. Jadi calon penumpang dapat membeli tiket kereta api melalui jaringan convenience store seperti Alfamart dan Indomaret, sehingga transaksi dapat lebih mudah, cepat dan tidak repot.

Kedua : Bisa juga mengadopsi sistem pemesanan tiket nonton bioskop secara online. Pada pemesanan tiket nonton bioskop secara online, calon penonton dapat memesan hingga nomor tempat duduk. Teknisnya adalahΒ  mahasiswa dapat memesan tiket untuk esok hari melalui smartphone.

Jika ini diterapkan di Transmusi, maka mungkin ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti :

  1. Aturan main pemesanan. Misalnya ada orang sudah pesan, namun batal berangkat dikarenakan terlambat. Nah solusinya mungkin dapat mengadopsi sistem pemesanan tiket di pesawat, dimana calon penumpang harus boarding beberapa menit sebelumnya. Jika tidak, maka kursi (tiket) akan dijual ke orang lain.
  2. Seberapa menguntungkan?. Apakah hanya untuk mengakomodir pemesanan hari senin, atau seterusnya?. Apakah hanya mengakomodir kebutuhan mahasiswa Unsri?. Jika menguntungkan maka harus dilanjutkan, karena membangun sistem ini jelas tidak murah.
  3. Merubah perilaku penumpang. Seberapa besar kemauan penumpang untuk beralih ke cara online?. Apakah penumpang terbiasa untuk melakukan transaksi online?. Hal ini perlu diketahui karena merubah perilaku konsumen adalah hal yang sulit.

Udah gitu aja, kalau ada tanggapan dipersilakan.

Best regars,

-Eko-

 

[Must read] Prosedur Konfirmasi Nilai

Dear All, mahasiswa yang mau konfirmasi nilai.

Konfirmasi nilai; saya akan menggunakan istilah ini daripada “Protes nilai”. Protes nilai itu lebih seperti “Hey ini pasti ada sesuatu yang salah, ayo kita protes”. Seperti mahasiswa memprotes pemerintah.

Ketika DPNA telah diupload, pasti akan ada respon. Respon yang paling umum adalah respon “Pak, mengapa nilai saya C?” atau “Pak, mengapa nilai saya D” dll. Respon seperti itu adalah sesuatu yang wajar, namun bagi saya harus disampaikan dengan prosedur yang benar. Silakan mengajukan permohonan resmi ke jurusan, nanti jurusan yang akan panggil kita, nanti saya jelaskan kepada jurusan. Selanjutnya mahasiswa dapat bertanya kepada jurusan. Itulah sebabnya saya tidak merespon pertanyaan langsung dari mahasiswa.

Yang saya lakukan adalah untuk kebaikan mahasiswa juga. Pada saat kalian akan mengajukan konfirmasi nilai, saya meminta kalian melengkapi berkas-berkas pendukungnya. Jadi tidak langsung SMS atau menghubungi dosen dengan “Pak, kenapa nilai saya C?”, namun siapkan dulu berkasnya, baru kita konfirmasi nilainya.

Saat mahasiswa mengkonfirmasi nilai, dosen akan menyiapkan waktu khusus untuk mengecek kembali nilai mahasiswa tersebut, artinya membongkar kembali berkas-berkas yang ada, dan itu akan menghabiskan waktu yang berharga dan tenaga. Itulah mengapa dosen dalam menyusun DPNA dilakukan dengan sangat hati-hati, agar tidak kerja 2 kali.

Yang sering terjadi adalah ketika berkasnya dikonfirmasi, ternyata tidak terdapat kesalahan. Ternyata memang benar nilainya seperti itu, padahal kita sudah meluangkan waktu untuk mengkonfirmasinya. Makanya harus ada usaha yang sebanding dari mahasiswa ketika akan mengkonfirmasi nilai, yaitu siapkan berkas-berkas yang diperlukan.

Saya bukan orang yang anti terhadap mahasiswa yang mau “protes nilai”, namun plis ketika kalian mau mengajukan permohonan, jangan dengan tangan hampa. Saya ingin kalian memperjuangkan hak-hak kalian dengan benar. Siapkanlah berkas-berkas pendukungnya.

Apa yang akan saya minta, tentunya tidak berlebihan yaitu : berkas KRS, berkas kehadiran, berkas tugas, jawaban UTS (perkiraan saja) serta jawaban UAS (perkiraan saja).

Jika kalian mempersiapkan semua berkas tersebut, artinya kalian serius memperjuangkan hak kalian.

Mengapa berkas-berkas tersebut penting?. Saya akan jelaskan satu-per satu :

  • Pertama : Copy KRS : KRS adalah rencana akademik anda selama satu semester. Mengapa saya minta?, karena saya mau meyakinkan bahwa benar kalian adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah saya. Karena pernah kejadian ada mahasiswa “protes nilai” ke saya, pas saya tanya KRS, eh ternyata dia tidak mengambil mata kuliah saya, tapi protesnya ke saya. kan absurd ya :)
  • Kedua : Berkas kehadiran. Nah ini penting, karena saya sering menerima SMS yang “Padahal Pak, saya masuk terus” atau “Kehadiran saya lumayan bagus pak”. Begini, Kehadiran itu tidak termasuk dalam komponen penilaian, kehadiran adalah KEWAJIBAN seorang mahasiswa. Dalam suatu perkuliahan kalian WAJIB hadir pada 14 dalam 16 kali pertemuan. Nah jika kalian bisa membuktikan 14 kali kehadiran tersebut, maka saya baru mau melayani konfirmasi nilainya.
  • Kehadiran itu bukan hanya tentang kalian tunjukan fotokopi absensi, namun kalian harus menunjukan bahwa benar kalian hadir pada pertemuan tersebut. Kalian hadir pada pertemuan tersebut saja tidak cukup, karena kalau hadir namun hanya numpang duduk juga tidak berarti. Kehadiran tersebut harus dibuktikan dengan catatan perkuliahan, kalian bertanya kepada dosen, dll.
  • Misalnya mahasiswa bilang begini :
    • Mhs : “Pak, saya hadir di 14 dari 16 pertemuan”
    • Dsn : “Ok, buktinya mana?”
    • Mhs : “Ini pak, absensi kuliah”
    • Dsn : “Ok, kita akan verifikasi satu per satu. Sekarang pada pertemuan pertama itu tanggal berapa, apa buktinya kamu hadir?, mana catatannya pada pertemuan tersebut?, materi apa yang disampaikan pada pertemuan tersebut?, apakah kamu bertanya kepada dosen pada pertemuan tersebut?”
    • Mhs : “Iya pak, tanggal …, catatannya ini, materi ini”
    • Dsn : “Ok, itu baru pertemuan pertama. Sekarang kita lanjutkan verifikasi pertemuan ke-2 hingga ke 14”
  • Begitu seterusnya hingga semua pertemuan terverifikasi.
  • Ketiga : tugas. Saya meminta kalian untuk menunjukan tugas-tugas yang pernah diberikan oleh dosen, baik tugas individu maupun tugas kelompok.
  • Keempat : Jawaban UTS maupun UAS. Untuk berkas ini, saya ingin kalian menjawab kembali apa soal-soal yang diberikan pada saat UTS maupun UAS tersebut. Tidak perlu terlalu persis, namun mendekati sudah cukup. Saya akan bertanya : “Waktu UTS dan UAS, apa saja soalnya?, dan kamu jawab apa?”

Jadi saya ulangi ya, jika mau konfirmasi nilai siapkan berkas-berkas berikut yaitu : Copy KRS, Berkas kehadiran, Berkas tugas, Berkas jawaban UTS serta Berkas jawaban UAS.

Terlalu berat?, tidak kan?. Karena berkas-berkas tersebut sudah seharusnya ada.

Jika semua berkas lengkap, barulah kita melakukan konfirmasi nilainya. Apakah terdapat kesalahan pada dosen atau memang nilainya seperti itu. Jika terdapat kesalahan di dosen, pasti diperbaiki, namun jika memang nilainya seperti itu, ya biarlah seperti itu, itulah makanya dinamakan konfirmasi nilai.

Iya kan?.

Saya hanya mengakomodir kalian untuk mendapatkan hak sebagaimana mestinya. Ketahuilah bahwa Nilai bukan dari dosen, itu adalah hasil dari kinerja kalian sendiri. Dosen hanya merekap nilai, dosen tidak memberi nilai, kalianlah yang menentukan nilai kalian sendiri.

Dapat dipahami?.

Ok, Terimakasih telah menyimak posting ini, semoga menginspirasi. Saya juga mengucapkan terimakasih anda telah menjadi bagian dari kelas yang saya ajar. Setiap kelas tentunya memberikan pengalaman yang berbeda, yang akan memperkaya pengalaman saya.

Thanks.

Best regards,
-Eko Fitrianto-

 

 

Sertifikasi PSK

Sertifikasi PSK
by : @fitrianto2001

Jadi gini, saya kemarin baca berita entah dari FB atau Twitter ya tentang Sertifikasi PSK, trus otak saya jalan, trus pengen nulis. Bukannya apa-apa, karena kalo menurut temen-temen saya seperti Mbak Lili dan Mbak Dessy, prosesor saya cepet nangkep kalo dengan tema tersebut, makanya saya tidak mau mengecewakan Β mereka. Tenang, tulisan ini tidak akan vulgar (nanti saya diprotes lagi, haha). Ok, Kalo mau baca link nya, bisa klik disini : Sertifikasi PSKΒ :)

Nb : PSK selanjutnya akan disebut Pekerja

Nah gini, ide ini kalo kata Gubernur DKI digulirkan agar penyakit sosial ini dapat dilokalisir serta para pekerja tersebut dapat terdata. Yup, oke-oke saja sih, tapi saya mau lihatnya dari sisi manajemen saja ya, hehe. Pertanyaan di otak saya adalah : Gimana kalo bener dilaksanakan Sertifikasi PSK?

Logikanya gini, sertifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh sebuah lembaga (atau perseorangan) untuk menjamin mutu suatu produk (barang atau jasa), nah kalo pekerja tersebut kira-kira lembaga apa ya yang akan melakukan sertifikasinya?. Secara umum sertifikasi itu dilakukan oleh lembaga pemerintahan negara atau asosiasi profesi, pertanyaanya : emang ada asosiasi pekerja tersebut? :)

Selanjutnya gini, sertifikasi adalah bagian dari upaya untuk melakukan penjaminan mutu, nah mutu berarti suatu produk dapat melaksanakan fungsi dasarnya. Misal, suatu pulpen akan disebut bermutu kalau bisa digunakan untuk menulis, jika ada pulpen yang tidak bisa digunakan untuk menulis (macet, cacat bentuk, dll) maka pulpen tersebut dapat dinyatakan Tidak bermutu.

Kalo pekerja tersebut, apanya ya yang disertifikasi?. Logika saya sih ada dua hal utama, yaitu : 1). Skill dan 2). “Tools”. Nah kalo skill, kira-kira skill apa ya yang harus disertifikasi?. Untuk itu perlu dibuat standar pelayanan minimum pekerja tersebut, jadi kalau mau melaksanakan tugasnya sudah jelas SOP nya heuheu, :). Trus kalo yang kedua tentang penggunaan tools atau alat, nah ini penting, karena kondisi dan spesifikasi dari ‘tools’ akan menentukan kepuasan pelanggan. Masalahnya siapa yang harus mensertifikasi?, apakah petugas kesehatan atau siapa? :)

Ketiga, sertifikasi bukan diberikan secara cuma-cuma karena ini menyangkut kredibilitas lembaga yang mengeluarkan. Maka pasti ada ujian sertifikasi, logika saya kira-kira bentuk ujiannya seperti apa ya?, apakah ujian tertulis atau praktek. Nah terus yang namanya sertifikasi pasti akan dilakukan evaluasi untuk menjamin bahwa pihak yang menerima sertifikasi tetap sesuai menjalankan standar-standar yang telah ditentukan, berarti akan dilakukan pengujian berkala. Nah kira-kira, periodenya berapa lama ya?, bulanan atau tahunan?

Keempat, pihak yang menerima sertifikasi akan melaksanakan kewajiban yang melekat pada sertifikat tersebut. Logika saya, kira-kira kewajibannya apa ya?, apakah misalnya : minimal jam kerja per minggu, jumlah konsumen per hari, cek kesehatan per bulan, atau apa ya?.

Udah gitu aja, mungkin tulisan ini main-main, tapi serius. Iya karena saya pernah ikut dalam tim sertifikasi ISO 9001:2008, jadi paling tidak itu pandangan saya dari sisi manajemen. Nah buat yang UAS tentang Pengamen, tulisan ini mungkin bermanfaat pada bagian penerapan sistem manajemen mutu hehe :)

Semoga bermanfaat,

Regards,
-Prof. Eko Fitrianto, Sp.OG (HC)-

Test the limit (catatan Pelatihan PEKERTI dosen Unsri 2015)

Test the limit (catatan Pelatihan PEKERTI dosen Unsri 2015)
by :Β @fitrianto2001

Sejak tanggal 13-17 April 2015, Pusbangdik Unsri mengadakan pelatihan PEKERTI singkatan dari Peningkatan Keterampilan Dasar dan Teknik Instruksional. ya semacam pelatihan dasar untuk menjadi dosen yang baik. kan selama ini kami (yang non FKIP) melakukan pengajaran secara ‘alamiah’, kita mengajar belum mengikuti kaidah cara pengajaran yang sesuai dengan teknik pengajaran yang benar. Ibaratnya kami bisa menyetir mobil tapi belum pernah mengikuti ujian kompetensi untuk mendapatkan SIM, gitu.

Sebenarnya saya pernah mengikuti pelatihan ini pada tahun 2013, tapi ya karena diikutkan lagi ya saya dengan senang hati ikut, itung-itung nambah ilmu baru. Nah dipelatihan ini isinya kurang lebih tentang filosofi belajar dan melakukan pengajaran, cara menyusun bahan ajar serta teknik mengajar dan pertemuan terakhir (hari jum’at) akan dilakukan presentasi atau lebih tepatnya praktek mengajar. Jadi akan ada satu orang yang mewakili setiap fakultas untuk melakukan praktek mengajar

Sejak hari pertama diketahui akan ada praktek mengajar, temen-temen mendaulat saya untuk melakukannya dihari terakhir. Haha kalau saya memang menunggu hal tersebut, dan saya senang dapat melakukannya, saya ingin tunjukan “ini loh anak Ekonomi” :), selain itu tujuan saya yang lain adalah memberikan hiburan kepada temen2 peserta yang lain, dan ada satu lagi yaitu TEST THE LIMIT seperti judul note ini :). Jadi 2 hari sebelum presentasi saya sudah rancang materi yang akan disampaikan buat hari jum’at. Materi tersebut saya susun secara sistematis sesuai dengan teknik-teknik mengajar yang pernah saya pelajari sebelumnya. Seperti : teknik yang dipelajari dari PEKERTI sebelumnya, teknik NLP, teknik storytelling, standup comedy, dll.

Ketika hari-H, moderator memulai acara dengan bertanya : “Baiklah silakan jika ada perwakilan dari Fakultas yang mau melakukan praktek mengajar”, dan dengan kompak temen-temen nyebut nama saya, saya pun maju kedepan dan mempersiapkan bahan mengajar. Selanjutnya saya melakukan presentasi slide-by-slide dengan materinya tentang Pengorganisasian. O iya, dari awal saya sudah berikan disclaimer jika ada beberapa konten yang akan ditampilkan agak gimana-gimana gitu haha :)

Dan tibalah saya pada bagian content job description dan job specification yang menampilkan gambar Duo Serigala, ini nih gambarnya

mxk_qekS

Gambar inilah yang memicu ‘protes’ dari beberapa peserta, malah ada peserta yang langsung bilang kepada saya “Pak, lewatin saja gambar ini”, dan oke saya lewatin hihi :). Ada juga malah yang disesi tanya jawab menyampaikan kepada saya “Pak, ini Universitas Sriwijaya bukan Srimulat jadi bukan untuk melucu, apa hubungan dengan sisi ilmiahnya” atau satu lagi ada ibu-ibu yang bilang, “kalau bisa yang pornografi itu dihapus”, hufftt disitu kadang saya merasa sedih :(

O iya, btw menurut temen2 gambar tersebut apakah termasuk pornografi?.

Nah, setelah presentasi berakhir, saya jadi penasaran nih liat respon audience-nya, trus saya tanya yang pasti ke ibu-ibu karena logika saya yang paling terganggu terganggu adalah ibu-ibu. Saya bertanya kepada mbak2 dari Fakultas lain (fak. hukum)

saya tanya : “mbak gambar yang saya tampilkan tadi pornografi atau bukan?”

beliau jawab : “nggak, biasa saja”

Hmm,… iya emang sih, kalo saya tampilkan gambar cewek pake bikini, iya mungkin itu baru pornografi. :)

Kalau temen-temen dari Fakultas Ekonomi semuanya mendukung saya, makanya saya merasa beruntung memiliki mereka hehe :). Mereka ‘membela’ saya dan mengatakan bahwa gambar tersebut biasa-biasa saja, memang sih “ada yang menonjol” seperti kata Mbak Dessy haha :D

Tapi seperti yang saya tuliskan tadi, tujuan utama saya adalah : Test the limit, karena saya ingin tahu gimana batas bercanda atau kegokilan dari keseluruhan audience. Karena gini, ada asumsi : Ada kecenderungan bahwa orang yang berlatar belakang eksakta (Fakultas spt Kedokteran, Teknik, Pertanian, dll) lebih ‘serius’ dibanding dengan yang non eksakta (Fakultas spt Ekonomi, Hukum, FISIP, dll)

“Serius” disini maksudnya bukan kami dari Fakultas Ekonomi kalu bekerja main-main, bukan. Maksudnya adalah tujuan saya menampilkan gambar tersebut adalah untuk becanda, dan mereka tidak bisa menangkap dimana sisi humor dan lucunya. Karena yang saya perhatikan yang melakukan ‘protes’ tersebut adalah dari Fakultas eksakta (Kedokteran, MIPA dan Pertanian).

Ya, memang tidak semua, makanya saya tuliskan “Ada kecenderungan”, tapi paling tidak pada kejadian tersebut terbukti.

Padahal gini, saya menampilkan foto Duo Serigala itu mau bercanda seperti ini (ini teknik yang saya pelajari dari standup comedy). Kan ceritanya saya lagi jelasin tentang Job Description dan Job Specification, trus saya tampilkan gambar Duo Serigala tersebut. saya sudah rancang dialognya gini

Setup : Job description adalah rincian pekerjaan, sedangkan Job Specification adalah syarat minimum untuk melakukan pekerjaan tersebut, nah kalau ini ((kemudian saya tampilkan gambar Duo Serigala)) kira-kira apa job description dan job specificationnya

Punchline 1 : Job description-nya adalah Melakukan Goyang Drible, jadi itu adalah tugas utamanya, nah untuk melakukan tugas tersebut perlu spesifikasi tertentu, maka spesifikansinya adalah : 1. Harus cewek, 2. Ukuran cup tertentu

Punchline 2 : Makanya, jika Duo Serigala mau melakukan rekrutment personel baru maka syaratnya adalah : 1. Harus cewek, 2. Dengan ukuran cup tertentu, untuk apa?, ya agar job descriptionnya dapat terlaksana. Makanya buat Mas ((saya akan tunjuk satu orang cowok)), gak mungkin bisa melamar jadi Personel Duo Serigala

Punchline 3 : Tapi bagi saya, nama Duo Serigala tidak cocok, seharusnya namanya diganti jadi Duo Sapi, karena sama-sama menawarkan produk olahan susu, kan sesuai dengan job desk dan job spec nya sapi

Haha,… kalo bagi saya sih lucu. tapi dari 3 Punchline tersebut, hanya punchline 3 yang terlaksana, karena sudah duluan diprotes, haha :D. Ya karena itu tadi beberapa dari mereka tidak menikmati gaya bercanda seperti itu, padahal kalau kami sesama dosen FE kalo lagi becanda ya yang seperti itu haha :)

Saya bukannya tidak tahu batasan pornografi, makanya saya tidak akan menggunakan bahasa vulgar yang langsung. Apakah ada dari kalimat tersebut yang menuliskan bagian dari alat kelamin?, kan tidak ada ya. Saya sudah rancang pemilihan kata-katanya sedemikian rupa, sehingga pesannya nyampe, tidak vulgar dan disampaikan dengan cara smart :)

Terus terang bit-bit seperti itu biasa saya sampaikan kedepan kelas, dan mahasiswa fine-fine saja, ketawa-ketawa, dan tentunya saya tahu batasan boleh dan tidak boleh disampaikan. :)

Kesimpulan : Latar belakang bidang ilmu dapat mempengaruhi karakteristik seseorang, dan orang yang terlalu serius tidak asyik buat diajak bercanda

:)

Terakhir, saya berterimakasih atas dukungan dan kebersamaan temen-temen dalam pelatihan ini, yaitu : Yuk Siti Rohima, Yuk Lukluk (atas tumpangannya), Yuk Lili, Mbak Wita, Mbak Dessy, Mbak Shelfi, Agung, Muiz dan Farhan (terutama atas tumpangan armada-nya :) ), Yulia, Efva, Rika, dan Feni. Tentunya kita mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru, terutama balek magrib haha :)

regards,
-Eko Fitrianto-

Lampiran video